Mantan Dubes Swedia Undang Founder PAK SAHID COFFEE Diskusi Perkopian Bengkulu

Adi Sahid Tokoh Muda Asal Batu Bandung Pemerhati Perkopian Sekaligus Pengusaha

Jakarta – Mantan Dubes  Kerajaan Swedia   BAGAS HAPSORO  Undang  ADI SAHID Founder  PAK SAHID COFFEE untuk berdiskusi  perkopian sebelum berkunjung ke Bengkulu.

BAGAS HAPSORO, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latifa Periode ( 2016 – 2020 ) akan melakukan kunjungan ke provinsi Bengkulu dalam rangka menjadi narasumber seminar nasional dan bedah buku di kampus universitas Hazairin Bengkulu.

Ada hal yang menarik sebelum beliau berkunjung ke Bengkulu, beliau mencari sosok pemuda asal Desa Batu Bandung yang merupakan tokoh muda pemerhati perkopian dari Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, ya itu Adi Sahid yang merupakan founder Pak Sahid Coffee, menurut pengamatan beliau ( Bagas Hapsoro) Adi Sahid merupakan anak muda yang selalu tampil memperkenalkan kopi dari Bengkulu di beberapa kegiatan baik skala nasioanal maupun internasional, untuk itu beliau mengundang Secara khusus agar bisa berdiskusi di Kementerian Luar negri di jakarta, sebelum beliau menjadi Narasumber seminar Nasional yang akan di lakasanakan di provinsi Bengkulu

Selain menjadi Duta Besar di Kerajaan Swedia, beliau juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia Untuk Lebanon periode ( 2007-2009), beliau merupakan sosok yang aktif memperhatikan perkembangan perekonomian dan perdagangan komuditas asli Indonesia termasuk kopi, sebab beliau juga merupakan deputi sekjen Asean ( 2010 – 2012 ) dan merupakan Perunduling Republik Indonesia untuk isu isu perdagangan di World Trade Organizatio n ( WTO )Jenewa dan PBB di New York, dan saat ini beliau merupakan team diplomasi Kopi kementerian Luar Negri RI yang sedang konsen memperhatikan perkembangan perkopian tanah air.

Dalam diskusi tersebut Adi Sahid, menyampaikan kepada pak Dubes, mengenai tantangan dan peluang perkopian di Kabupaten Kepahiang provisi Bengkulu, terutama di Desa Batu Bandung yang merupakan spot penghasilan kopi terbesar di Kabupaten Kepahiang,

Adi Sahid sampaikan,tantangan yang di hadapi petani saat ini sebenarnya hal klasik kalau di bahas , namun hal klasik ini Sampai saat ini belum terselesaikan dan belum mendapatkan solusi yang kongkrit, terutama soal infrastruktur perkebunan dan teknologi pertanian, baik SDM maupun Peralatan, dimana hal ini sangat kurang dan tidak mendukung, selain itu produktivitas kopi yang menurun karna faktor kopi yang kurang terurus dan kondisi tanah yang mulai tandus, itulah yang menjadi problem kami dari tahun ketahun, makanya waktu pertemuan Jakarta Internasional coffee Confrece ( JICC ) di Sarinah jakarta, saya presentasi kan mengenai TOL kebun kopi itu sebenarnya arah dan maksudnya adalah adanya infrastruktur perkebunan yang efektif, ungkap Adi Sahid kepada pak Bagas Hapsoro.

Dalam diskusi tersebut Adi Sahid juga menyampaikan peluang terhadap Perkopian di Kepahiang, peluang yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan bahkan peluang untuk Devis negara jika produktivitas dan kualitas kopi di perhatikan, namun untuk melakukan itu semua meski ada sinergitas bersama, kalau menyerahkan seutuhnya kepada petani, maka peluang ini tidak akan tercapai, Bahkan kita sudah membuat konsep untuk program desa devisa kopi serta merancang desa integrated farming serta desa agrowisata untuk perkebunan kopi di Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu ( sedang di konsep ) ungkap tokoh muda perkopian ini ke pada pak Dubes,

Melihat peluang yang begitu besar, namun melihat tarap perekonomian masyarakat desa yang dari tahun ke tahun belum ada perubahan signifikan, makanya kami bertekad untuk mengenal kan kopi desa kami ini ke dunia luar, dengan memulai membangun komunikasi, membangun jaringan, melakukan kompaye perkopian, baik nasional maupun internasional, dan akhirnya pak Dubes pun tau tentang perkopian desa kami, memang itulah gold kami pak Dubes,, pungkas Adi sembari menikmati kopi yang sudah di sediakan minum bersama pak Dubes dalam diskusi tersebut.

Kami berharap hasil diskusi ini bisa bapak bawa sebagi reprensi saat bapak menjadi narasumber seminar nasional nanti, sehingga bisa memotivasi generasi Z dan menjadi masukan kepada Pemerintah dan stakeholder yang ada, sebab kalau yang menyampaikan setingkat Bapak Dubes tentu yang berkepentingan akan mendengarkannya,
Itu harapan kami pungkas adi, dan di jawab siap pejuang kopi… oleh pak Dubes,,sembari senyum menikmati kopi Bengkulu di cafe diplomasi kementerian Luar negri jakarta.(rik)

Exit mobile version